Rabu, 16 September 2015

Kenangan

Ditemani secangkir kopi, mengecap rindu diantara manisnya masa lalu.
Kisah hadir satu persatu, memberitahu senyum yang terlukis di bibirmu..
Ajarkan aku caranya melupakan.
Bunga kamboja di pelataran, jatuh terganti dengan yang baru.
Bisakah kita jalan beriringan? seperti tanah yang tandus, ditolong hujan yang lugu.
Matahari ikut bersamanya, memastikan tali kasih akan abadi dibuatnya. 

Kau membeku dalam kertas, hitam putih warna dirimu.
Takkan ada yang bisa menentang, suara hati memanggil namamu.
Rentetan gambar terus bergerak di pikiranku, celoteh riang takkan terlepas olehmu.
Bagai rembulan di kegelapan, remang-remang cahaya memberikan harapan.
Menyelimuti hangat peluk diriku.
Hangat peluk kisah di masa lalu.


Apasih soooppp.. hehe ga bagus-bagus banget sih tulisannya. Pada intinya, terima kasih untuk orang-orang yang telah hadir di hidupku. Membuat hidupku ga cuma jadi lembaran-lembaran kertas tanpa makna yang hanya dilewati tanpa ada yang dibaca. Waktu memang tidak pernah berputar kebelakang, berhenti atau dipercepat. Begitu juga dengan suatu peristiwa yang mungkin ga akan pernah terjadi untuk kedua kalinya. Setiap moment penting selalu abadi, di kenangan dalam diri atau di abadikan pada sebuah gambar tak bergerak. Dan setiap kamu membuka gambar-gambar tersebut membuat kamu merasa kembali pada moment tersebut. Awalnya akan terasa menyedihkan memang, karena kamu harus meninggalkan sebuah kenangan yang indah, yang takkan mudah dilupakan. Kemudian, kamu akan tersenyum perlahan lalu menertawakan dirimu sendiri. Saat mengingat hal yang dulu kamu benci, adalah hal yang paling kamu rindukan saat ini.

_Selamat untuk takkan pernah luput dalam kenangan_

1 komentar:

  1. Mungkin aku tidak mengerti Sof, mungkin orang yang kamu kenang juga begitu. Tapi, mungkin sajakmu adalah cara dirimu membingkai dia dalam sunyi. *ngomong apa sih aku ini* -___-" #abaikan. LOL

    BalasHapus